Puisi Seketika : "Berikanku Kesempatan" (Jilid II)


Puisi ini kutulis seketika (tiba-tiba/langsung) sebagai bagian percakapan di w.a atas dukungan teman-teman di grup  WhatsApp SMA Negeri Martapura Kal-Sel, Alumni Tahun 1983.
Jilid II berjudul "Berikanku Kesempatan".
Semoga bermanfaat.
Amin.  
           
[20:44, 9/15/2016] +62 822-5006-5432: 
102. "Gadis Kecil"
Dipesisir pantai pasir putih bersih seorang gadis kecil lugu menangis terisak.
Ingin ia memeluk pulau mengapung dipandangannya melambai rayuan pohon menghijau.
Ia terlalu lemah tak punya daya sebanding inginnya.
Hanya air mata lembut yang mampu meredakan hasratnya.
(Darma, 15 Sept 2016)
                         
[20:59, 9/15/2016] +62 822-5006-5432: 
103. "Kakek"
Kakek tua itu berujar :
Aku sudah tak mampu lagi membedakan warna pelangi.
Tak kuasa lagi mengangkat beban berat seperti masa muda.
Tiada daya tuk mengukir prestasi.
Namun masih mampu membedakan nilai rupiah.
(Darma, 15 Sept 2016)
                         
[06:42, 9/16/2016] +62 822-5006-5432: 
104. "Terhanya Engkau"
Tuhanku, jagakanlah asa kami.
Jangan biarkan ia putus, retak apalagi hancur berkeping-keping.
Kuatkan langkah kami menapaki hari-hari penuh keringat.
Terhanya Engkau tempat kami menyandarkan harap.
(Darma, 16 Sept 2016)
                      
[06:58, 9/16/2016] +62 822-5006-5432: 
105. "Menanti"
Duduk aku didepan sebuah perkantoran.
Menanti pintu panggilan menyapa namaku.
Penantian memang bagian hidup tak terelakan.
Cuma kita yang teramat sering lupa menanti bila saatnya kembali padaNya.
(Darma, 16 Sept 2016)
                         
[00:11, 9/17/2016] +62 822-5006-5432: 
106. "Suara Tidur"
Suara yang keluar disaat tidurmu itu bagai gesekan indah biola dikedalaman malam.
Bagai pelangi malam.
Tabuhan genderang perang.
Lonceng penggiring tarian.
Bahkan putik sari bunga kehidupan.
Agar pagimu kembali berwarna ceria.
Selamat tidur sobat.
Smoga mimpi indah menemani tidurmu.
(Darma, 17 Sept 2016)
                         
[00:19, 9/17/2016] +62 822-5006-5432: 
107. "Menanam"
Tugasmu tuk menanam telah usai.
Seluruh peralatan telah kembali keposisinya.
Biarlah kini engkau beristirahat.
Kembalilah lagi kemari saat musim panen tiba.
(Darma, 17 Sept 2016)
                         
[00:50, 9/17/2016] +62 822-5006-5432: 
108. "Dua Pertiga Malam"
Sahabat terbaikku berpesan :
Jika engkau ingin melihat cantiknya dua pertiga malam maka nantilah kedatangannya.
Jika engkau ingin merasakan nikmatnya maka bangunlah tuk menemuinya.
Sampaikanlah rasa rinduku padanya.
(Darma, 17 Sept 2016)
                         
[22:00, 9/17/2016] +62 822-5006-5432: 
109. "PON XIX"
Bandung lautan api kini penuh kembang api menandai awal PON XIX.
Para peserta tlah berdatangan tuk berjaya di tanah legenda.
Ayo, jadilah juara.
Jadilah legenda tak terlupakan sepanjang masa.
(Darma, 17 Sept 2016)
                         
[10:35, 9/18/2016] +62 822-5006-5432: 
110. "Kesulitan"
Tak ada hidup yang bebas lepas dari kesulitan.
Kehidupan jadi indah karena penuh warna.
Kesulitan adalah warna tersendiri yang melengkapi.
Hanya sering kita tak berkenan untuk duduk berdampingan dengannya.
Apalagi untuk berbincang.
(Darma, 18 Sept 2016)
                         
[15:01, 9/18/2016] +62 822-5006-5432: 
111. "Ajaklah Aku"
Tuhanku.
Terlampau lama kapalku terombang-ambing di laut lepas kehidupan yang nyaris menenggelamkanku.
Redakanlah angin dan gelombang besar kehidupan itu agar aku dapat menepi di pantai pasir putih ketenangan.
Ajaklah aku bersamaMu melewati jalanMu.
Melewati hari-hari yang Kau ridhoi.
(Darma, 18 Sept 2016)
                         
[07:01, 9/19/2016] +62 822-5006-5432:
112. "Tuhanmukah"
Anakku,
Pagi sekali kulihat engkau bergegas.
Hati-hatilah dalam berlayar.
Bawa bekal bermanfaat secukupnya.
Berdoalah sebelum berangkat.
Anakku,
Gelombang samudera sangat ganas.
Ia dapat menenggelamkanmu dan memupuskan seluruh harapanmu.
Namun...
Jika engkau mampu mengarunginya.
Ceritalah pada ayah bagaimana engkau mampu menaklukannya.
Lalu tarik tali kesimpulan.
Engkaukah yang hebat atau Tuhanmukah Yang Maha Perkasa.
(Darma, 19 Sept 2016)
                     
[09:36, 9/20/2016] +62 822-5006-5432:
113. "Merdeka Setiap Saat"
Ingin rasanyaku merdeka ditiap saat.
Merdeka dari tekanan dan paksaan.
Bebas berpuisi.
Lepaslah jiwaku.
Mengelilingi tiap tempat, waktu dan segala sebab akibat.
Agarku mampu bersahaja.
(Darma, 20 Sept 2016)
                         
[12:09, 9/20/2016] +62 822-5006-5432: 
114. "Menunggu Buah Hati"
Panas terik mentari menyapa hari.
Berteduh dikesejukan angin pohon rindang.
Menunggu buah hati belahan jiwa.
Menyapa tugas sang nahkoda.
Menyinari jalan menuju masa depan.
(Darma, 20 Sept 2016)
                         
[12:18, 9/20/2016] +62 822-5006-5432: 
115. "Sang Akibat"
Nak...
Bila kau lupa waktu, bertanyalah pada mentari dan bulan.
Jika kau lupa tempat bertanyalah pada bumi tempatmu berpijak.
Namun...
Bila kau tak mengerti mengapa ayah memintamu harus melakukan sesuatu maka tanyakanlah pada sang akibat.
(Darma, 20 Sept 2016)

[09:17, 9/21/2016] +62 822-5006-5432: 
116. "Uang"
Uang...
Kau kami kejar.
Namun larimu amat kencang.
Kau hanya sisakan yang mungil-mungil saja.
Ingin rasanya memelukmu.
Maukah kau menemani kami.
Agar kami dapat lebih banyak berbagi.
(Darma, 21 Sept 2016).
                        
[12:27, 9/21/2016] +62 822-5006-5432: 
117. "Sobat"
Rasa rinduku berjumpa denganmu, sobat.
Melebihi rinduku mereguk kopi nikmat ditemani sebatang rokok.
Bila semua ada tentulah lebih segar.
Janganlah engkau memamerkan berbagai alasan.
Siramilah kerinduan ini.
(Darma, 21 Sept 2016)
                         
[15:14, 9/21/2016] +62 822-5006-5432: 
118. "Izinkan"
Teman...
Kakiku terasa sangat dingin dan terlihat mulai beku dan membiru.
Mungkin kurang gerak hari ini.
Teman...
Izinkanlah aku mengelilingi desa dan kota agar pulih kembali.
(Darma, 21 Sept 2016)
                         
[20:36, 9/21/2016] +62 822-5006-5432: 
119. "Rajawali"
Janganlah kau biarkan perasaanmu terbang bebas tinggi di angkasa luas pikiran tanpa ada tempat tujuan persinggahan.
Ajaklah ia kembali kesarangnya agar mampu menyikapi permasalahan dengan arif.
Lalu menjadilah ia seekor burung rajawali perkasa penguasa keadilan.
(Darma, 21 Sept 2016)
                                                  
[14:31, 9/22/2016] +62 822-5006-5432: 
120. "Bukan Segalanya"
Benarlah perkataan teman-temanku.
Uang bukanlah segala-galanya.
Bukan pula yang teristimewa.
Apalagi tuk dipuja.
Cukuplah ia berjaga-jaga di tapal batas dompet kita.
Dan siap maju berjuang kegaris terdepan saat diperlukan.
(Darma, 22 Sept 2016)
                         
[17:54, 9/22/2016] +62 822-5006-5432: 
121. Gelar Nenek"
Sekarang engkau telah memperoleh gelar terhormat sebagai "nenek".
Yang takkan mungkin kau peroleh dari universitas manapun didunia.
Meski para dosen bergelar doktor sekalipun.
Terimalah gelar itu penuh kebahagiaan.
(Darma, 22 Sept 2016)
                         
[19:24, 9/22/2016] +62 822-5006-5432: 
122. "Upacara"
Teringatku...
Diketika lomba upacara bendera.
Kubacakan UUD 45 dengan lembut.
Banyak yang protes mengapa aku tak lantang dan tegas membacanya.
Kusangka bahwa sesungguhnya segala bangsa tlah mengerti hak kemerdekaan bangsa lain.
(Darma, 22 Sept 2016)
                         
[21:30, 9/22/2016] +62 822-5006-5432: 
123. "Bersama"
Hidup tak selamanya bersama.
Pun tidak selalu bersama.
Disepi malam.
Dihiruk pikuknya siang.
Tuhanku...
Maukah Engkau terus bersamaku.
Meski aku sangat sering berbuat salah dan melupakanMu.
Ampunilah seluruh kesalahanku.
Sertailah aku.
Selalu dan selamanya.
(Darma, 22 Sept 2016)
                         
[21:42, 9/22/2016] +62 822-5006-5432: 
124. "Meski Jarang di Rumah"
Anakku...
Kau bagaikan bendungan liarnya hasratku.
Tiap kau pandang aku, jiwaku goncang.
Matamu seolah berkata :
Masihkah ayah menyayangiku seperti kala kukecil.
Anakku...
Aku amat menyayangimu.
Percayalah nak.
Meski ayah jarang dirumah.
(Darma, 22 Sept 2016)

[20:45, 9/23/2016] +62 822-5006-5432: 
125. "Menghirup Bahagia"
Malam ini inginku bernyanyi, menari penuh ceria.
Meski harus ditelan waktu.
Temanilah aku walau lewat canda.
Malam ini inginku berdendang menghirup bahagia.
Meski harus ditelan kegelapan.
(Darma, 23 Sept 2016)
                         
[21:22, 9/23/2016] +62 822-5006-5432: 
126. "Tepi Malam"
Kusisiri tepi malam.
Gelap tak berujung.
Sendiri tanpa lentera.
Datang kunang-kunang.
Beri dikit cahaya.
Temani kesendirian malamku.
(Darma, 23 Sept 2016)
                         
[10:41, 9/24/2016] +62 822-5006-5432: 
127. "Dua Sejoli"
Setiap hari kerja tanpa libur sangat melelahkan.
Namun tiap hari libur tanpa kerja lebih membosankan.
Engkaulah dua sejoli yang saling nengisi.
Saling mengasihi.
Hingga hidup terasa semakin indah.
(Darma, 24 Sept 2016)
                         
[11:07, 9/24/2016] +62 822-5006-5432: 
128. "Jika Bukan"
Jika bukan karena mentari tak mau kukerja.
Jika bukan sebab rembulan takkan aku beristirahat.
Kau terangi siang dan selimuti malamku.
Hingga aku tak teramat lelah dan menjadi bosan.
Janganlah pernah kalian tinggalkan kami walau sedetikpun.
Kecuali hari yang telah ditentukanNya.
(Darma, 24 Sept 2016)
                         
[11:28, 9/24/2016] +62 822-5006-5432: 
129. "Anak Parkiran"
Disebuah parkiran seberang sekolah.
Duduk manis anak parkiran sambil menyuap nasi bungkus yang dibawanya sejak pagi.
Terlihat betapa nikmat nasi yang disantapnya meski hanya dengan lauk sekedarnya.
Semua tergambar dari raut wajah dan cara ia menyuap penuh perasaan.
Semoga hari ini ia mampu menyisihkan hasil jerih payahnya.
(Darma, 24 Sept 2016)
                         
[11:50, 9/24/2016] +62 822-5006-5432: 
130. "Langkah Baru"
Kau hadir kembali.
Tlah kau tunaikan beban dipundak.
Kau penuhi panggilanNya.
Kau berikan yang terbaik.
Keluarga dan sahabat menyambut penuh suka cita.
Kini kau berjalan dengan langkah baru.
Seiring terhapusnya semua kesalahan.
Semoga dan semoga.
(Darma, 24 Sept 2016)
                         
[10:09, 9/25/2016] +62 822-5006-5432: 
131. "Dunia"
Duhai dunia.
Sebentar sekali kami menyinggahimu.
Seringkali kami salah dalam memandang dan menyikapimu.
Mudah sekali tergoda, terpana.
Terperosok dalam lubang dalam berbau busuk.
Terjerat tali ikatan kuat mematikan.
Namun tak jera mengulangnya.
Kadang hingga ajal menjemput.
Jauhkan kami ya Allah dari kejahilan yang menenggelamkan.
(Darma, 25 Sept 2016)

[......, 9/25/2016] +62 822-5006-5432: 
132. "Memberi"
Tumpukan dedaunan dan ranting kecil kering berharap kan datangnya bara api.
Mereka sadar diri kan terbakar dan musnah tinggal abu.
Mereka teramat ingin diakhir perjalanannya setelah patah dan berguguran masih mampu memberi terang disekitar.
(Darma, 25 Sept 2016)

[20:42, 9/26/2016] +62 822-5006-5432: 
133. "Soal Rasa"
Sunyi dikeramaian.
Ramai dikesunyian.
Bukanlah masalah perbedaan tapi ini soal rasa.
Tiap keadaan, situasi membawa rasanya sendiri.
Ini soal rasa.
Ada yang sedih meski segalanya terpenuhi.
Ada yang senang meski seadanya.
Jangan bertanya karena ini masalah perasaan.
Ia adalah rasa yang bersemayam ditempat tak terlihat.
Namun dapat dirasakan.
Jika ingin mengenalnya maka jenguklah ia.
(Darma, 26 Sept 2016)
                         
[21:27, 9/26/2016] +62 822-5006-5432: 
134. "Kakekku"
Kakekku ompong, marah besar.
Ketika kutersenyum dan nampak gigi putihku berbaris rapi indah.
Kau menghinaku ya, ujarnya.
Sejak itu kuhanya senyum dikulum tuk memelihara rasanya.
Kakekku, kakekku.
Aku sayang kamu, kek.
(Darma, 26 Sept 2016)
                         
[22:13, 9/26/2016] +62 822-5006-5432: 
135. "Mie"
Berpuluh tahun ku bersama nasi.
Ia nampak bosan berteman.
Tak ada lagi canda tawa.
Semua nampak biasa-biasa saja.
Tak ada lagi yang luar biasa seperti dulu.
Perubahan didiri ini tampak jelas saat kujumpa mie.
Ia tak pernah datang sendiri.
Selalu mengajak teman-teman baiknya seperti telur, jeruk, kecap, racikan ayam.
Kini aku tergoda tiap menatapnya.
(Darma, 26 Sept 2016)
                         
[12:19, 9/27/2016] +62 822-5006-5432: 
136. "Rasa Ini"
Rasa ini perlahan mulai mencair.
Setelah lama beku dikedalaman kutub hati.
Lambaian dedaunan mulai nampak cantik.
Nyanyian burung dara kembali merdu.
Bahkan suara knalpot kendaraan terasa penuh irama.
Senyumpun kini bagai lukisan indah pemandangan alam tanpa cela.
(Darma, 27 Sept 2016)
                         
[12:36, 9/27/2016] +62 822-5006-5432: 
137. "Ambisi"
Hiruk pikuk kendaraan tanpa henti.
Tiap mereka saling menjajakan harap.
Terkadang ambisinya menunggangi kepentingan bahkan memporakporandakan harap orang lain.
Tak takutkah mereka terbakar oleh do'a orang teraniaya.
(Darma, 27 Sept 2016)

[17:45, 9/28/2016] +62 822-5006-5432: 
138. "Rindu Berburu"
Terkejutnya aku...
Ketika kutilik kedalam diri.
Ada beberapa butir rindu berserakan dipelataran hati yang telah beku dan berkarat.
Perlahan kupunguti dengan lembut dan kuletakkan dicawan penawar agar mampu kupandangi.
Sesaat nampak terang sebutir rindu yang lama tenggelam.
Ia adalah rinduku tuk berburu bersama sahabatku dimalam biru.
(Darma, 28 Sept 2016)

[19:57, 9/28/2016] +62 822-5006-5432: 
139. "Dingin yang Tertinggal"
Gerimis tlah lama reda.
Namun dingin yang tertinggal cukup menusuk.
Inginku menjumpai stmj mu namun perjalanan bagai mendaki gunung es.
Dingin...
Beku...
Maafkan aku sahabat.
Biarlah hanya kopi panas yang menemaniku saat ini.
(Darma, 28 Sept 2016)

[20:53, 9/29/2016] +62 822-5006-5432: 
140. "PON XX"
PON XIX di Tanah Legenda hampir usai, menitip pesan padamu Tanah Papua tuk jaga gelora kebersamaan.
Kepercayaan padamu kan persatuan Indonesia saat PON XX harus kau emban.
Bersamamu satu nusa, satu bangsa.
Permata timur Indonesia.
(Darma, 29 Sept 2016)
                         
[21:19, 9/29/2016] +62 822-5006-5432: 
141. "Terus Terang"
Cinta kan membuatmu mengerti akan arti kehidupan, temanku.
Ujar Doel Sumbang dipanggungnya Tanah Legenda.
Jangan pernah berkata tidak, berterus terang sajalah.
Meski kau tak sehebat matahari juga tak setegar batu karang.
(Darma, 29 Sept 2016)
                         
[14:14, 9/30/2016] +62 822-5006-5432: 
142. "Aku Suka Caramu Tersenyum"
Saat kutersenyum memandang masa indahku, seekor semut merah mungil mencolek tanganku.
Apakah engkau ingin bersahabat denganku.
Mendekatlah kemari, kan kukisahkan saat-saat indahku hanya untukmu sendiri.
Mendekatlah lebih dekat lagi.
Bukan itu kumau bisiknya.
Aku hanya ingin berkata.
Aku suka caramu tersenyum.
(Darma, 30 Sept 2016)
                                               
[07:07, 10/1/2016] +62 822-5006-5432: 
143. "Senyum Mentari"
Mentari tengah menyapa lembut kehadiran pagiku.
Senyum tipisnya mengiringi awal langkahku.
Aku janji takkan cemberut hari ini meski beban berat menghadang.
Semoga senyum mentari dan belaian sang bayu mampu meringankan bebanku.
(Darma, 1 Okt 2016)
                                                                           
[19:08, 10/1/2016] +62 822-5006-5432: 
144. "Mengenangnya"
Malam ini, amat sangat inginku menyusuri jalan setapak ke puncak bukit cemara.
Disana mungkin masih ada gubuk tempatku menikmati alam bersamanya hanya berdua.
Dulu disana kau panggil aku arjuna.
Kau katakan sehari saja tak bertemuku, teramat rindunya dirimu padaku.
Tapi itu sangat dulu.
Malam ini dipuncak itu kuhanya ingin mengenangnya.
(Darma, 1 Okt 2016)
                         
[19:37, 10/1/2016] +62 822-5006-5432: 
145. "Mata Indahmu"
Dulu...
Kutatap mata indahmu, kau tersenyum dan tertunduk malu.
Kupanggil kau cantikku, mukamupun memerah.
Maukah kau menjadi ibu bagi anak-anak kita kataku.
Kan kubangunkan istana indah megah dihatiku dan kau ratunya.
Kan kupersembahkan berbagai permata cantik dihatiku hanya untukmu.
Iapun tersipu malu tanda setuju.
(Darma, 1 Okt 2016)

[07:16, 10/2/2016] +62 822-5006-5432: 
146. "Kamu Bisa"
Kamu bisa...
Hilangkan seluruh keraguan didiri.
Munculkan dan kerahkan sepenuhnya kekuatan tersembunyi dijiwa.
Tak perlu kau takut dan khawatir.
Tapi waspadalah dan berjaga-jaga.
Hanya engkau sendiri yang mengerti dirimu, bukan orang lain.
Yakinlah.
Melangkahlah.
Bahkan berlarilah.
(Darma, 2 Okt 2016)
                         
[20:19, 10/2/2016] +62 822-5006-5432: 
147. "Waktu"
Waktu terlampau cepat pergi berlari meninggalkanku yang termangu.
Rasanya baru saja aku bebersih halaman saat pagi datang, malampun tiba menyapa.
Rasanya baru saja aku berolahraga mengayun cangkul, tiba-tiba aku telah diliputi gelap malam.
Mungkin aku yang tak hirau akan waktu, asyik dengan duniaku.
Mulai malam ini akan kuaktifkan alarm waktu agar ia mau mengingatkanku tiap saat aku terlupa dan sadar akan pentingnya bersahabat dengannya.
(Darma, 2 Okt 2016)
                         
[06:23, 10/3/2016] +62 822-5006-5432: 
148. "Niat Diawal"
Tali busur tlah kau tarik sangat kencang dan anak panahnya siap kau lesatkan terbang setinggi angan dan harapmu.
Namun sahabat-sahabat terbaikku janganlah kita hanya pergi sejauh capaian ujung dunia.
Niatkanlah diawal agar anak panah itu dapat melesat jauh menuju kehidupan abadi.
Maafkan aku yang hina ini jika sangat berani mengingatkan kalian dan diriku sendiri.
Aku ingin kau dan aku bukanlah bagian dari orang-orang yang merugi.
Kabulkanlah keinginan ini, duhai Zat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
(Darma, 3 Okt 2016)
                         
[08:44, 10/3/2016] +62 822-5006-5432: 
149. "Berbagi"
Pagi yang cerah ini. Kupandangi wajahku dicermin kehidupan, terlihat nampak cerah ceria.
Hari ini kucoba berbagi dengan tanaman.
Kusirami dan kuhantarkan sajian pupuk agar ia mekar dan berbuah.
Seringkali jika aku tak mampu menghabiskan makanan dan minuman. Kutanamkan niat, itu bukan sisa atau sampah namun keinginan untuk berbagi pada semut dan makhluk Tuhanku yang lainnya, bahkan yang tersembunyi dari penglihatan.
(Darma, 3 Okt 2016)
                                                  
[14:34, 10/4/2016] +62 822-5006-5432: 
150. "Bagian Do'aku"
Sisa tetesan embun pagi didaun hati, menetes sangat perlahan menuju bumi jiwa menanti kedatanganku sambil menitip harap.
Sudah kau kunjungikah temanmu, mungkin ia lagi sedih.
Meski aku tak berkunjung namun dikedalaman ingatku, nama mereka bagian dari do'aku semoga hari ini masih mampu memetik sehelai daun kebahagiaan.
(Darma, 4 Okt 2016)
                         
[17:10, 10/4/2016] +62 822-5006-5432: 
151. "Diatas Langit Ada Langit"
Kepak sayapmu gagah.
Terbang perkasa.
Jelajah samudra.
Ketinggian gunung.
Dunia ?
Kau tikam.
Ceceran darah.
Perih...
Sadarlah.
Diatas langit, ada langit.
(Darma, 4 Okt 2016)
                         
[21:15, 10/5/2016] +62 822-5006-5432: 
152. "Pengadilan Hatimu"
Kau seret aku ke pengadilan hatimu.
Kau dakwa aku telah membunuh perasaanmu secara terencana. 
Kau tuntut aku hukuman gantung.
Kau gantung perasaanku.
Hingga hatiku tak mampu lagi bernafas.
Sudah tidak berkenankah kau untuk memberiku kesempatan melakukan pembelaan.
(Darma, 5 Okt 2016)

[20:37, 10/6/2016] +62 822-5006-5432: 
153. "Abang Google"
Usia tak kuperkenankan menjegalku tuk pergi kebulan bahkan matahari.
Jika hanya puncak gunung, kan kudaki malam ini juga.
Jika hanya samudra, kan kuseberangi saat ini juga.
Sungguh aku yakin dan mampu pergi kemanapun tempat tujuan saat ini juga ikut abang google.
(Darma, 6 Okt 2016)
                         
[09:14, 10/7/2016] +62 822-5006-5432: 
154. "Alasan"
Betapa besar maluku padaMu, Tuhanku.
Teramat sering aku menghindar tuk bersegera dekat padaMu.
Alasannya sangatlah murahan.
Sibuk.
Lelah.
Nanti dulu...
Kunomor sekiankan Engkau.
Maafkan aku, duhai Zat Yang Maha Pengampun.
Air mata terasa kaku tuk menetes, sekeras hati yang membatu.
Tuhanku, lembutkanlah hatiku, selembut-lembutnya.
Agar air mataku segera menetes menghapuskan seluruh dosaku.
(Darma, 7 Okt 2016)
                         
[12:48, 10/7/2016] +62 822-5006-5432: 
155. "Padepokanku"
Para muridku duduk hening di Padepokan hatiku yang amat sederhana.
Mereka khusyu mendengarkan wejanganku meski tanpa gelar Dimas Kanjeng ...
Pesanku :
Janganlah pernah terbetik dihatimu keinginan menyatu, bercampur dengan Zat Allah.
Dia tetap Tuhanmu yang Maha Esa dan kalian tetap makhlukNya.
Cukup kalian luluhkan hati hanya untukNya.
Sadar penuh tiap saat keberadaanNya serta tanamkan rasa takut untuk berbuat yang tidak diperkenankanNya.
Melangkahlah perlahan penuh kepatuhan hanya padaNya.
Mengalir perlahan air mata kelembutan dipipi mereka, sambil memelukku yang terisak penuh haru.
(Darma, 7 Okt 2016)

[18:47, 10/7/2016] +62 822-5006-5432: 
156. "Senyummu"
Luka lamamu belumlah kering.
Masih terasa perih.
Namun kau masih mampu tersenyum manis.
Meski datang luka baru.
Beban berat dipundakmu belumlah terangkat sepenuhnya.
Keringat masih membasahi.
Namun kau masih mampu tersenyum cantik.
Meski datang beban baru.
Betapa tegar dan tenangnya hatimu meski hilir mudik masalah menjumpaimu.
Maukah kau ajari aku agar senyumkupun selalu nampak indah.
(Darma, 7 Okt 2016)
                         
[19:09, 10/7/2016] +62 822-5006-5432: 
157. "Belajar Berbagi"
Kau datang memohon.
Penuh harap.
Mana mungkin kutolak jika kumampu.
Kucoba berbagi, yang dapat kubagi.
Kukan berikan, yang mampu kuberi.
Ku akan tolong, yang aku bisa tolong.
Tanpa terkecuali dan tanpa harus memilih.
Kucoba terus tuk belajar berbagi.
(Darma, 7 Okt 2016)

[20:29, 10/8/2016] +62 822-5006-5432: 
158. "Salam Rinduku"
jejak-jejak langkahmu menghilang disapu datangnya hujan deras.
Bayang-bayangmupun sirna ditelan gelapnya malam.
Engkau yang dulu selalu hadir bersamaku.
Mengobati luka didadaku.
Meringankan beban dipundakku.
Membersihkan kotoran dihatiku.
Kini telah pergi tuk slamanya.
Duhai rembulan malam.
Jika kau melihatnya, sampaikan salam rinduku untuknya.
(Darma, 8 Okt 2016)
                         
[21:06, 10/8/2016] +62 822-5006-5432: 
159. "Penyair Gila"
Keretaku berangkat lewat tengah malam.
Hanya berdua, aku dan masinis.
Mengantar ketepian hutan pinus.
Dekat sungai penuh buaya lapar.
Gelap tanpa cahaya.
Kadang disela suara-suara menakutkan.
Hanya untuk...
Memenuhi janji.
Pertemuan dengan seorang penyair gila.
(Darma, 8 Okt 2016)
                         
[21:22, 10/8/2016] +62 822-5006-5432: 
160. "Janji Berbagi"
Kuukir namamu didebur ombak membelai karang.
Kulukis wajahmu diangin laut berhembus menerpa dedaunan.
Kupahat janjimu dilangit tinggi berwarna merah muda.
Janji berbagi, suka dan derita.
(Darma, 8 Okt 2016)
                         
[19:01, 10/9/2016] +62 822-5006-5432: 
161. "Bayangmu"
Baru saja aku tiba dipenghujung lelah yang melelahkan.
Mengembara jauh kedalam rinduku.
Betapa teririsnya rasaku.
Selalu dan selalu hanya melihat bayangmu yang makin memudar terhapus perlahan oleh waktu.
Jika memang telah tak mungkin.
Jangan lagi kau hadir membayangiku.
(Darma, 9 Okt 2016)

[21:01, 10/10/2016] +62 822-5006-5432: 
162. "Istirahat Dihatimu"
Terlalu jauh aku masuk kedalam rimba hatimu, hingga tersesat kehilangan arah pulang.
Mencoba berburu rindu yang lama terpendam didasarnya.
Jika memang tak mungkin kembali hari ini.
Izinkan aku tuk beristirahat dihatimu.
(Darma, 10 Okt 2016)
                         
[12:17, 10/11/2016] +62 822-5006-5432: 
163. "Menggandakan Isteri"
Warta berita hari ini.
Seorang suami sukses menggandakan isterinya jadi empat orang.
Namun kekecewaan nampak sangat jelas diwajahnya.
Keempatnya memiliki wajah, sifat dan rasa yang sama.
Nasi telah jadi bubur.
Bubur tanpa bumbu penyedap.
Ongkos akan melangit.
Sedang rasa tetap sama 
(Darma, 11 Okt 2016)
                         
[14:57, 10/11/2016] +62 822-5006-5432: 
164. "Kembalikan Keasalnya"
Hari ini seluruh perwakilan pohon dan hutan berkumpul ditepi sungai dekat rumahku.
Mereka bermufakat tuk meningkatkan kadar oksigen demi kemanusiaan.
Meski sadar penuh manusia belum tentu memiliki nilai kepohonan apalagi kehutanan.
Janganlah kita bertanya bagaimana mereka berangkat !
Namun pikirkan bagaimana kita mampu mengembalikan ketempat asalnya yang lestari.
(Darma, 11 Okt 2016)
                         
[11:57, 10/12/2016] +62 822-5006-5432: 
165. "Sayangilah Dirimu"
Seringkali...
Kita banting tulang.
Peras keringat.
Tuk sebuah tanggung jawab mulia.
Terlupakan nasib raga kita.
Kawanku...
Sayangilah dirimu.
Seperti kau menyayangi keluargamu.
(Darma, 12 Okt 2016)
                         
[12:23, 10/12/2016] +62 822-5006-5432: 
166. "Jambu Biji Merah"
Dikebunku yang cukup sempit.
Kini tumbuh sebatang jambu biji merah.
Alangkah cantik dan moleknya dirimu sekarang.
Engkau terlahir begitu menawan.
Sesungguhnya lebih menawan lagi Penciptamu.
(Darma, 12 Okt 2016)
                         
[20:41, 10/12/2016] +62 822-5006-5432: 
167. "Mungkin Malu"
Langit nampak tenang malam ini. 
Ditemani segelintir bintang.
Sebagian mengintip dari sisi rembulan.
Banyak yang masih bersembunyi dibalik gelap malam. 
Mungkin malu padaku yang sering menggodanya.
Kupercepat langkahku, tuk sembunyi dibalik tirai.
Agar mereka kembali bercanda dengan sang malam.
(Darma, 12 Okt 2016)

[20:42, 10/13/2016] +62 822-5006-5432: 
168. "S.O.B.A.T"
Pergilah kau ketepian danau toba malam ini juga, akan kau temukan aku disana.
Berangkatlah kau kepuncak himalaya saat ini juga, pasti akan ada aku disana.
Atau...
Melayanglah segera kau keawan, juga kan kau jumpai aku.
Bagaimana mungkin aku tak ada ?
Jika dihatimu selalu ada aku.
(Darma, 13 Okt 2016)

[13:52, 10/14/2016] +62 822-5006-5432: 
169. "Sembunyi Dihatiku"
Kau sembunyi dibalik duri bunga mawar.
Tak takutkah kau kan tertusuk.
Sedang angin tersenyum menahan rasanya.
Tidak sebaiknyakah kau sembunyi dihatiku.
Tempat yang aman dan penuh cinta.
(Darma, 14 Okt 2016)
                        
[14:12, 10/14/2016] +62 822-5006-5432: 
170. "Air Mata"
Tuhanku...
Sering sekali aku berujar, berbuat, berpikir dan merasa tanpa menghadirkan hati yang luluh bersamaMu.
Ajarilah aku bagaimana melembutkannya, menghaluskannya.
Agar airmataku selalu berlinang.
Jika tidak diwajah.
Jadikanlah ia menetes kehatiku.
Rindu selalu bersamaMu.
Dan sampaikan salamku tuk tercinta, Baginda Rasulullah SAW
(Darma, 14 Okt 2016)
                         
[18:43, 10/14/2016] +62 822-5006-5432: 
171. "Peduli Aku"
Dipulau kecil terpencil, penuh kuburan lama.
Kadang terdengar suara menakutkan, penampakan.
Tengah malam ini aku harus tiba disana.
Menaiki sebuah perahu, hanya berteman lilin kecil.
Temanku akan mewasiatkan sesuatu.
Aku sungguh teramat takut.
Jika ada sesuatu terjadi kan kukabari kalian.
Berjaga-jagalah kalian dirumah masing-masing, jika masih peduli akan aku.
(Darma, 14 Okt 2016)
                         
[19:49, 10/15/2016] +62 822-5006-5432: 
172. "Gitar Tuaku"
Alunan melodi gitar tuaku terasa hambar. 
Meski kulantunkan lagu lawasku yang telah sangat dikenalnya, memori teluk bayur.
Mungkin tali gitarnya terlampau lama tak kubelai, hingga ia mulai merajuk.
Kuancam gitarku.
Jika kau masih merajuk, akan kuduakan kau dengan yang lebih muda dan body, aduhai.
Dengan penuh kesedihan akhirnya ia mengalunkan melodinya, lagu separuh jiwaku pergi.
(Darma, 15 Okt 2016)
                         
[20:48, 10/15/2016] +62 822-5006-5432: 
173. "Mawar Tanpa Duri"
Jika kau ingin sangat memetik bunga mawar, carilah yang tak berduri.
Mungkin kau tertarik dan bertanya, apa ada dan dimana.
Ia ada tepat ditaman belakang padepokanku.
Mungkin kau sangat tertarik dan kembali bertanya, adakah maharnya.
Tentu ada namun bukan uang, karena bukan tuk digandakan.
Maharnya cukup kau tersenyum manis dan katakan aku suka kamu dan ingin hidup bersamamu.
Jika sanggup datanglah segera sebelum ia layu.
(Darma, 15 Okt 2016)                         
                                           
[23:00, 10/15/2016] +62 822-5006-5432: 
174. "Minum Madu"
Tepat tengah malam, jam dinding berdentang dua belas kali dengan merdu tak seperti biasanya.
Temanku yang kupanggil-panggil namanya tak juga menghiraukanku.
Mungkin ia sudah terlalu jauh masuk kealam mimpi, hingga sulit tuk kembali.
Smoga ia tak bermimpi buruk digigit pasukan lebah.
Tapi mimpi indah minum madu kehidupan.
(Darma, 15 Okt 2016)
Semoga mimpi indah mas.  

[15:02, 10/16/2016] +62 822-5006-5432: 
175. "Hidayah"
Dipuncak harapku, terbit bianglala cantik.
Berkesan indahnya hari esok.
Langkahku kian pasti.
Menyusuri sungai kehidupan yang bermuara dijiwa tenang.
Menapaki jalan kepuncak hidayah.
Tuhanku.
Terangilah jalanku.
(Darma, 16 Okt 2016)
                         
[15:20, 10/16/2016] +62 822-5006-5432: 
176. "Bersahabatlah Dengan Alam"
Tali layar kapalmu putus.
Bahkan tiangnyapun patah.
Kau ganti yang baru.
Namun tak sejengkalpun mampu bergerak.
Angin nampak enggan berhembus.
Kau hubungi aku lewat w.a.
Ada apa denganmu.
Adakah engkau enggan bertegur sapa dengan angin.
Jika kau ingin tiba dipulau harapan.
Bersahabatlah dengan alam.
(Darma, 16 Okt 2016)
                         
[15:21, 10/16/2016] +62 812-1033-231: 
Mantap puisi kam tu..

                                                                           
[19:36, 10/16/2016] +62 822-5006-5432: 
177. "Sering Diluar"
Baru saja aku datang.
Separuh kakiku sudah lewati pintu.
Panggilan berdering.
Agar aku segera menuju lokasi yang telah ditentukan.
Maafkan aku yang terlalu sering diluar.
Bagaikan orangtua jalanan.
(Darma, 16 Okt 2016)
                                                  
[18:24, 10/17/2016] +62 822-5006-5432: 
178. "Lupakanlah Saja Aku"
Kulukis jalan hidupmu dengan keringat dan darahku.
Kupetikkan bunga indah untukmu dikedalaman jurang.
Apapun kan kulakukan duhai rembulan.
Namun...
Jika aku tlah tak bermakna lagi.
Lupakanlah saja aku.
Tak mengapa !
(Darma, 17 Okt 2016)

[22:28, 10/17/2016] +62 822-5006-5432: 
179. "Pengemis Tua"
Pengemis tua itu tidur beralas koran lapuk.
Hatinya nyenyak diselimuti angin malam.
Dinaungi langit kemilau.
Penuh lampu bintang.
Sementara kita, selalu menghindar. 
Memilih cahaya buatan.
Hingga mimpi kita tak pernah seindah pengemis tua itu.
(Darma, 17 Okt 2016)
                         
[22:41, 10/17/2016] +62 822-5006-5432: 
180. "Kuat"
Aku bukannya tak mau menerima kekalahan.
Kekalahan bukanlah belahan jiwaku.
Bagaimana mungkin aku kalah jika bersamaNya.
Ia hanya ingin mengajari aku tuk menjadikan aku kuat.
Kuat mengarungi samudera hidup dan kehidupan.
(Darma, 17 Okt 2016)
                         
[19:46, 10/18/2016] +62 822-5006-5432: 
181. "Memiliki Arti"
Rumput kering dan burung pipit kecil menangis terisak didepanku.
Mereka menanya padaku.
Apakah mereka memiliki arti dimataku.
Waduh....
Bagaimana kuharus menjawab agar tak melukai rasanya.
Sedangkupun tak pernah tahu.
Akankah aku memiliki arti dihidup temanku.
Jika ada...
Meski sedikit, kan kusampaikan terima kasihku tak terhingga.
(Darma, 18 Okt 2016)
                         
[20:17, 10/18/2016] +62 822-5006-5432: 
182. "Nama"
Nama tak penting bagiku.
Terpenting...
Kala kupanggil namamu, kau menoleh.
Bahkan...
Mengajakku makan bersama, disebuah warung teduh penuh kehangatan.
Menyisipkan beberapa lembar uang merah dikantongku tanda persahabatan sejati.
(Darma, 18 Okt 2016)
                         
[14:52, 10/19/2016] +62 822-5006-5432: 
183. "Sepiku"
Daun akasia berguguran menyapa tanah.
Sepikupun berguguran.
Namun terlampau lama.
Andai kau mampu merontokkannya.
Kan kupetikkan bintang cantik, tengah malam ini. 
Dan kupersembahkan lewat mimpi indahmu.
Namun...
Jika kau tak bermimpi.
Janganlah pernah sedikitpun menyalahkanku.
(Darma, 19 Okt 2016)
                         
[15:11, 10/19/2016] +62 822-5006-5432: 
184. "Pengikut Setiaku"
Satu dari sejuta kemungkinan.
Hanya kau yang sangat mungkin.
Untuk...
Membuatkanku sebuah kapal pesiar mewah.
Mengantarkanku kepulau penuh raksasa bengis dan lapar.
Melewati gelombang nan ganas.
Karena...
Kau adalah pengikut setiaku yang tak pernah membantah.
(Darma, 19 Okt 2016)
                         
[09:30, 10/20/2016] +62 822-5006-5432: 
185. "Isteri Instan"
Kata temanku :
Kau isteriku yang instan.
Siap saji, siap pakai.
Kapan kumau tak masalah.
Kau hadir dihidupku pada pandang pertama.
Tanpa tanya.
Tanpa pertimbangan.
Dimatamu tlah tertulis namaku.
(Darma, 20 Okt 2016)
                         
[17:38, 10/20/2016] +62 822-5006-5432: 
186. "Pesta Durian"
Temanku baru saja kembali kerumah.
Tempat menghilangkan lelah dan penat.
Seharian berkebun durian.
Keringat membanjiri mimpinya.
5 tahun lagi kan memetik.
Kami ikut berdo'a semoga berbuah lebat dan besar-besar.
Namun jika Tuhan mengabulkan do'a kami di malam jumat ini.
Jangan pernah kau lupa mengajak kami tuk berpesta durian 
Di...
Kebunmu itu.
(Darma, 20 Okt 2016)
                         
[18:11, 10/20/2016] +62 822-5006-5432: 
187. "Kalung Cantik"
Malam jumat ini.
Isteri mudaku, tersenyum sangat manis padaku.
Semanis kopi susu kental buatannya.
Semanis kue basah penuh gula hanya untukku.
Dengan gagah kutanya ia, adakah kau menginginkanku ?
Pasti dong !
Apakah abang sayang lupa ?! Ujarnya.
Kalau malam jumat ini berjanji akan membelikanku, kalung cantik.
Waduh...
Hampirku lupa sayang.
(Darma, 20 Okt 2016)
                         
[20:03, 10/20/2016] +62 822-5006-5432: 
188. "PHP"
Harapku terlampau tinggi padamu.
Kugadaikan hatiku.
Kubenamkan rasaku.
Kusembunyikan pikirku.
Berharap dan selalu berharap.
Ternyata...
Kaulah orangnya.
Pemberi harapan palsu.
(Darma, 20 Okt 2016)

[12:38, 10/21/2016] +62 822-5006-5432: 
189. "Getar Hati"
Ada getar hati.
Sulit dimengerti dan tak terbentung.
Melampaui pikir.
Dengan rasa agak tertahan.
Akhirnya kusampaikan padamu jika aku menginginkanmu.
Apa jawabmu.
Ternyata hasratmupun berkenan.
Sejak esok kau jadi penyair muda.
Murid kesayanganku.
(Darma, 21 Okt 2016)
                        
[19:26, 10/21/2016] +62 822-5006-5432: 
190. "Semut"
Kuperhatikan seksama.
Temanku asyik mengolah bola bundar.
Tak kalah dengan ronaldo.
Semut hitampun terpukau sambil melahap buah bundar segar.
Andai aku sebesar dia, ujar semut.
Akan kukalahkan ia cukup satu nol.
Agar ia tahu kemampuanku.
Semut, semut.
Mimpimu terlalu tinggi.
Semutpun tersipu malu, tak sadar jika aku ada didekatnya.
(Darma, 21 Okt 2016)
                        
[21:05, 10/21/2016] +62 822-5006-5432: 
191. "Ada Madu Dibibirmu"
Kau pergi tuk waktu tak terukur.
Semakin lama kian terasa.
Bukan minuman yang sering kau sajikan yang membuat rindu.
Tapi senyummu yang menggigit itu.
Ada madu dibibirmu.
Hingga mataku sulit tuk terpejam.
Bilakah kau kembali.
(Darma, 21 Okt 2016)
Untuk yg lagi rindu seseorang
                        
[18:09, 10/22/2016] +62 822-5006-5432: 
192. "Berikanku Kesempatan"
Mungkin...
Kehadiranku bersama syair puisiku, atau kepergianku bagimu sama saja.
Tak memiliki arti apa-apa.
Tapi aku sahabatmu yang mencoba berbuat sesuatu.
Biarlah nanti kan kubawakan sesuatu atau buah-buahan yang membuatmu senang, agar aku punya arti bagimu.
Namun...
"Berikanku kesempatan".
(Darma, 22 Okt 2016)
                        
[21:02, 10/22/2016] +62 822-5006-5432: 
193. "Kesetiaan"
Caramu tersenyum membuatku tak mampu tuk menahan rindu.
Caramu memandang membuatku tak mungkin untuk tak berharap.
Aku tahu kau cantik.
Dan...
Aku tahu kau sangat manis.
Tatap mata dan senyummu amat menggoda.
Jangan lagi kau arahkan padaku.
Bagiku cukup hanya sebuah kesetiaan.
(Darma, 22 Okt 2016)

[18:07, 10/23/2016] +62 822-5006-5432: 
194. "Nafas"
Udara yang berhembus terus mengikutiku, tanpa rasa bosan.
Duhai angin...
Beri aku nafas, kesejukan dan belaianmu.
Inginnya aku, kau dekap malam ini agar tidurku nyenyak. 
Jangan pernah kau tinggal aku.
Sampai saatnya waktu memisahkan kita.
Itu pasti.
(Darma, 23 Okt 2016)
                        
[19:45, 10/23/2016] +62 822-5006-5432: 
195. "Bukan Isteri Angkat"
Cintamupun kini kembali terbelah-belah.
Setelah kau angkat ia sebagai isteri.
Bukan isteri angkat.
Oh...
Dompetmupun kini mulai ringan tuk mengangkut beban.
Beban yang biasa dipikulnya sendiri.
Semoga dompetmu tidak terkoyak-koyak.
(Darma, 23 Okt 2016)
                        
[18:31, 10/24/2016] +62 822-5006-5432: 
196. "Lombok"
Diselembar daun pohon lombok tertulis nama teman-temanku.
Namaku belum tercantum.
Kuambil tinta emas, kutulis namaku sendiri.
Namun ternyata tak sehurufpun mau tergores.
Temanku, mohon kau masukkan namaku bersamamu.
Agar aku dapat merasakan pedasnya.
(Darma, 24 Okt 2016)
                        
[18:51, 10/24/2016] +62 822-5006-5432: 
197. "Bunga Plastik"
Kemarin temanku, kau beri sekuntum bunga mawar.
Bunga itu telah layu hari ini.
Jangan lagi kau petikkan ia dari taman.
Belikan saja dari plastik dan laminating dengan hatimu.
Tentu takkan mudah layu.
Selalu mekar dihatinya.
(Darma, 24 Okt 2016)
                       
[20:16, 10/24/2016] +62 822-5006-5432: 
198. "Rindu"
Burung pipit adalah teman baikku.
Sering kubantu ia menyelesaikan dekorasi istananya.
Terkadang ia singgah digubukku tuk bernyanyi lagu ayunan pucuk cemara.
Tlah lama kutak bertemunya.
Aku teramat rindu.
Mungkinkah ia sakit.
Kan kujenguk kau esok bersama air mata rindu.
(Darma, 24 Okt 2016)
                        
[17:38, 10/25/2016] +62 822-5006-5432: 
199. "Cinta"
Dilubuk hatiku yang bersahaja.
Kubersandar didinding bangunan cinta.
Samar-samar terdengar alunan merdu bidadari menyapa.
Menambah kehangatan pelukan sayang.
Mampukah cintaku tuk tak terbagi.
Hanya untuk Penciptaku, Yang Amat Penyayang.
(Darma, 25 Okt 2016)
                        
[19:43, 10/25/2016] +62 822-5006-5432: 
200. "Janji"
Bidukku barusan menepi didermaga malam.
Tiba dari perjalanan janji.
Janji sang ksatria lama.
Meneguk secangkir kopi legit.
Tak begitu manis, yang penting setia.
Setia bersama mie goreng pedas.
Cukup tuk mengganjal syukur malamku.
Smoga berkah mengiringi selalu.
Tiap langkahmu.
(Darma, 25 Okt 2016)
                       

                    

                        

.
.                         
.
..



.

Tidak ada komentar: